motivasi


belakangan ini santer kampanye untuk tidak meninggalkan komentar di (the so called) seleb blog. ada banyak yang ikut serta dalam kampanye ini, yang menurut saya pribadi lebih merupakan sentilan atas tindakan seorang blogger yang menutup blog-nya karena kecewa tulisannya tidak dikomentari oleh sang selebritis blog.
bagi saya, tindakan blogger yang menutup blog-nya di atas membuat saya mempertanyakan apa yang sebenarnya yang memotivasi mantan blogger tersebut untuk memulai blog-nya. kalau memang motivasi dia menulis blog adalah agar dikomentari orang lain, terutama oleh “seleb blog”, komentar dari saya adalah sukurlah blog tersebut ditutup, karena memang tujuan menulis blog tersebut tidak tercapai.
motivasi saya sendiri untuk menulis dalam blog ini (dan blog saya yang lain) adalah untuk meninggalkan jejak di dunia ini. sebuah pemikiran tidak akan pernah ikut mati, kecuali jika pemikiran tersebut tidak pernah tertulis atau hanya merupakan perbincangan dengan orang lain, yang belum tentu bisa menerima pemikiran tersebut dalam cara pandang yang sama. dengan meninggalkan tulisan di dalam blog, saya berharap pemikiran saya bisa hidup jauh lebih panjang walaupun saya sudah tiada nanti. jadi, saya tidak terlalu peduli apakah ada yang akan mengomentari tulisan saya atau tidak, itu bukan tujuan utama saya.
hal lain yang membuat saya tergelitik menulis tema motivasi ini adalah soal kepemilikan kartu kredit. di sebuah milis sempat didiskusikan bagaimana cara memilih kartu kredit yang akan dimiliki, dan ada yang mengunggulkan kartu kredit bank tertentu yang bunganya kecil. bagi saya, bunga yang kecil bukanlah sebuah keunggulan, karena motivasi saya memiliki sebuah kartu kredit itu bukan untuk berhutang, namun mencari kepraktisan seperti tidak perlu membawa uang tunai yang banyak di dalam dompet, dan juga memperlancar urusan transaksi di internet.
lalu hal terakhir yang sepertinya merupakan sebuah blunder lagi dari pemerintah, yaitu apa motivasi pemerintah di balik nota kesepahaman dengan microsoft senilai 370 milyar rupiah. tidak adanya studi yang menjelaskan mengapa microsoft yang dipilih hanya akan membuat orang bertanya-tanya, apakah memang ada udang di balik bakwan atau memang memperlihatkan kemalasan pemerintah yang sudah telanjur terbuai mempergunakan perangkat lunak bajakan, atau mungkin kedua-keduanya.

,

10 responses to “motivasi”

  1. […] hasil akhir dari proses ini umumnya cuma dua: sang generasi instan itu terpinggirkan oleh komunitas dan terusir keluar dari komunitas tersebut, atau sang generasi instan ini belajar the hard way bahwa apa yang dia lakukan itu kurang elegan. contoh kasus yang mirip antara lain blogger yang menutup blog-nya akibat tidak dikomentari oleh seleb blog, yang dikomentari oleh risiyanto bahwa bayi pun tidak bisa langsung berlari ketika baru lahir. […]

  2. ya..itu tergantung pada individu masing2..
    saya setuju dgn tulisan om “untuk meninggalkan jejak di dunia ini”
    saya enjoy2 ada (ada ato tanpa koment) 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *