surcharge 3% itu


bagi para pemakai kartu kredit, tentu sudah mahfum jika menggunakan kartu kredit di sebagian besar toko elektronik dan sejenisnya di indonesia akan dikenakan biaya tambahan yang berkisar di 3%. atau, tidak ada tambahan biaya namun ada minimal pembelian. memang tidak semua toko melakukannya, terutama toko yang sudah bonafid dan atau merupakan rangkaian toko internasional.
namun menurut artikel yang saya baca di hotdealsclub.com, khusus untuk kartu visa dan mastercard, hal ini tidak diperbolehkan. berikut kutipannya:

  • Rules for Visa Merchants PDF File. On page 10 of their booklet, it says “Imposing minimum or maximum purchase amounts is a violation.” On that same page, it also says “you may not impost any surcharge on a Visa transaction.” These rules apply to credit cards, not debit cards.
  • Rules for Mastercard Merchants PDF File. On page 2-22, section 9.12.2 and 9.12.3 disallow stores to surcharge or impose a purchase minimum. These rules apply to credit cards, not debit cards.
  • American Express discourages surcharges, but it is allowed.
  • Discover Card allows surcharges.

hal ini sempat saya diskusikan di milis gadtorade, dan ada beberapa yang menyatakan bahwa jika kita bisa membuktikan bahwa kita terkena surcharge ini, kita bisa mendapatkan refund. tapi tentu saja pedagang indonesia tidak semudah itu memberikan bukti-bukti yang bisa kita pergunakan. saya sendiri pesimis aturan ini bisa ditegakkan di indonesia, tapi setidaknya saya tahu bahwa belanja dengan kartu kredit seharusnya tidak terkena tambahan biaya lagi.

,

16 responses to “surcharge 3% itu”

  1. Betul sekali .. memang setahu saya tidak boleh. Hanya percuma saja kalau “eyel-eyelan” masalah ini dengan mereka (pedagang) yang menerapkan hal ini. Yang ada disuruh beli dilain tempat … bah.

  2. Jadi kartu kredit blom bisa 100% menggantikan fungsi uang, karena idealnya (menurut saya) kartu kredit itu pengganti uang.
    Tapi memang kembali ke penggunaan kartu kredit itu dan 3% emang penjualnya gak mau rugi 🙂

  3. Beberapa tahun lalu, abdi pernah tanya ke Country Manager Visa Indonesia, dengan harapan agar soal 3% itu tegas dinyatakan ilegal. Tapi beliau memang bilang bahwa hal2 seperti ini tak dapat dihindarkan, khususnya untuk pedagang dengan margin kecil. Barangkali, kalau Visa punya keinginan memberikan sanksi, para merchant bermasalah itu justru memilik tidak lagi menerima Visa. Ini Indonesia gitu loh: cash is preferable.

  4. Itu kan kebijakan US.. wong beda kantor cabang aja bisa beda kebijakan koq.. Belum formula perhitungan yang disembunyikan yang siap2 menjerat leher dgn utang.
    Tapi memang menyebalkan 3% itu.. Menurut para merchant itu bukan kehendak mereka tapi kebijakan Bank penyedia mesin EDC. Berhubung merchant ngga mau rugi (ya namanya jualan mau untung toh) ditimpakan lah biaya itu ke konsumen dan kadang2 mereka dapat surplus tambahan karena yang ditagihkan pihak bank sebenarnya tidak nyampe 3% tapi sekitar 2,5%.

  5. Kalo belanja di toko nggak bonafid, harga lebih murah tapi kena 3%. Belanja di toko bonafid nggak kena surcharge tapi lebih mahalan. Itung-itung dulu aja.
    Terima kasih infonya, baru tahu ada ketentuan seperti itu.

  6. Coba kita berpikir dari sisi merchant. Kita jualan, kalau ada yang pakai kartu kredit (KK), kita dikenakan charge oleh pihak bank. Kalau kita bebankan ke all customer, nggak adil karena pasti pada kabur ke toko sebelah yg lebih murah (yg nggak terima KK). Mau nggak mau kita bedakan antara customer elit (punya KK) dan customer biasa (tanpa KK). Buat gue pribadi sih, cukup adil. Justru yg nggak fair adalah pihak bank. Seharusnya kalau mau fair, surcharge dibebankan ke nasabah (misal 2% dari nilai setiap transaksi). Tapi kalau begitu, nggak ada yg mau bikin KK 🙂 Makanya dibebankan ke merchant. Bagi merchant sendiri, kalau pelanggannya cukup banyak, pasti banyak yg minta bisa pakai KK.
    Belum lagi customer yg rese, misalnya kalau pakai KK nggak kena charge, giliran dia mau bayar cash, minta discount karena nggak pake KK. Serba salah kan ? 🙂

  7. Di spbu Shell, chargenya 1.8%. 🙂 As low as it gets. 🙂
    Di Delta tidak disurchage, plus nama Delta tidak keluar di billing, tapi nama lain… 🙂
    Bank sebagai pengeluar CC, memang selalu inovatif dalam bagaimana caranya mensqueeze every penny dari kantong pelanggannya.
    Di Amerika, beberapa tahun terakhir ini, banyak bank besar yang memberikan surchage 3% untuk setiap transaksi yang dilakukan di luar negeri (di luar US). Padahal tidak ada peraturan dari MC maupun Visa yang memberlakukan hal ini (banyak Bank kecil dan Credit Union yang tidak memberlakukan surchage ini).

  8. Hi… menarik bahasannya… saya tinggal di Bali, yg cukup banyak resto n butik menarik… beberapa memang diantaranya ga ada surcharge, tapi ada pula yg ada misalnya di travel agent, tapi karna kebutuhan pinter2nya kita mengelola, lebih baik di awal ditanyain ke cashier, di tempat tersebut kena surcharge brapa ? tus kita akalin ma “cashback”, misalnya di Lippo dapet 20 % tus di BCA dapet (lupa %) tapi ada voucher, jadi kalo di itung2 bisa impas… lebih hebat lagi kalo pake buat office stuff, jadi pas reimburse kan bisa di akalin juga surcharge nya….

  9. seharusnya para merchant yg mengenakan surcharge paham bahwa 3% yg di potong oleh bank itu sebenernya biaya admin dll dari layanan CC ini. artinya, dengan merchant memasang CC, berati makin banyak cust yg bisa membeli dengan mudah, dengan CC.
    jadi ya tepat bila surcharge itu dihilangkan dan merchant harus mau terima bahwa risiko pakai mesin CC adl biaya 3% tsb.
    yg menyebalkan, tidak semua beban biaya admin nya CC itu 3%, bahkan ada juga yg di bawah 3%. klo sudah gini, yg rugi ya cust yg dibebankan surcharge sebesar 3%. merchant nya dapet untung bbrp persen lagi.
    kalo emang ngga mau pasang surcharge, pasang debit aja. debit visa dan debit bca aku rasa cukup signifikan koq. ngga kena biaya, kebanyakan orang pun sdh punya kartu debit juga.

  10. Dear All dan Mas Admin,
    Untuk regulasi, yang terjauh yang kita punya adalah Peraturan Bank Indonesia No. 11/11/PBI/2009 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu
    (bisa diunduh di http://www.bi.go.id/web/id/Peraturan/Sistem+Pembayaran/pbi_111109.htm).
    Dan ada juga yang punya comment bahwa biaya yang menjadi tanggung jawab merchant ga boleh dibebankan ke end-customer (kayak VAT kali yak..)..
    (bisa dibaca di sini: http://www.mail-archive.com/balita-anda@balita-anda.com/msg130882.html)
    Tetapi koq ya, tetep aja kita ngga bisa nggak, mesti harus mbayar..
    Regards,
    stmas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *