pelajaran matematika kelas 1 SD


sewaktu pertama kali saya masuk SD, saya waktu itu baru kembali dari amerika, ketika ayah saya sudah menyelesaikan studinya di naval postgraduate school di monterey. waktu itu saya ditolak masuk SD negeri karena umur saya belum 7 tahun, sehingga akhirnya masuk ke salah satu SD swasta di cempaka putih.
saya ingat pada waktu itu saya lebih fasih berbahasa inggris ketimbang bahasa indonesia, dan ingat nilai rapor saya kebakaran semua, kecuali matematika, yang memang merupakan bahasa universal. dan pada waktu itu saya ingat cuma guru agama saya yang paling bisa mendukung saya, karena cuma beliau yang bisa berbahasa inggris pada waktu itu.
di milis id-gmail, risiyanto budi mengirimkan foto isi buku matematika kelas 1 SD jaman sekarang:

perhatikan tulisan petunjuk di dalam buku tersebut. tidak ada huruf kapital (seperti gaya saya menulis di blog ini), ditambah lagi tidak ada tanda baca satupun! sejauh yang saya ingat sewaktu saya kelas 1 SD, saya masih belajar membaca, sementara di buku kelas 1 SD ini kalimat-kalimatnya sudah panjang, namun tidak mengajarkan pemakaian huruf besar/kapital dan penggunaan tanda baca.
melihat contoh penjumlahan dengan cara mendatar pun membuat saya mengernyitkan dahi, kok sudah pakai tanda kurung ya? caranya pun sepertinya rumit untuk ukuran kelas 1 SD. saya tidak mengerti, apakah ini memang merupakan tanda kemajuan pendidikan di indonesia, atau malah sebaliknya?
di lain pihak, ketika saya memperlihatkan foto ini ke valen, anak saya yang akan lulus TK sebentar lagi, dia dapat menyelesaikan semua perhitungan yang ada. tapi seperti yang saya perkirakan, dia mengalami kesulitan membaca tulisan yang ada di buku itu. bagi saya pribadi, kalimatnya agak terlalu panjang untuk ukuran kelas 1 SD, lagipula sama sekali tidak memberi contoh penggunaan huruf kapital/besar dan tanda baca yang baik. sepertinya buku ini lebih cocok untuk buku pegangan bagi guru.
tapi mungkin karena keterbatasan kemampuan mengingat saya, bisa jadi buku pelajaran kelas 1 SD di jaman saya sendiri tidak berbeda jauh. ada yang punya contoh buku pelajaran SD kelas 1 di tahun 1978-1979?

,

189 responses to “pelajaran matematika kelas 1 SD”

  1. gilaa.. pelajaran anak SD kelas satu sekarang makin susyah…
    iya dulu perasaan masih belajar baca: ini budi bapak dan ibu duduk di kursi, amir dan sudin sedang bermain begitupun dengan tina 😛

  2. Paragraf sebanyak itu adanya di SD kelas III. Saya sewaktu kelas I dan II hanya belajar menulis elok, menggambar dan menghitung aritmetika sederhana (tambah, kurang, kali dan bagi bilangan kecil, under 100).

  3. Saya juga menangkap kesan bahwa pelajaran sekolah di Indonesia makin lama makin sulit. Maksudnya pelajaran yang tadinya diberikan pada usia yang lebih lanjut sekarang sudah diberikan lebih awal. Dan menurut saya ini bukan pertanda baik, karena pendidikan kita jadi wahana pengkarbitan anak2.
    Saya pernah baca juga kalo tim Olimpiade Indonesia (Fisika ataupun Matematika) dilatih pake soal level S2. Pantesan aja sering menang. Tapi apakah baik untuk perkembangan psikologi anak?

  4. dari kelas satu sd ingatnya cuma pelajaran baca “ini budi” dan itung pakai lidi. yang jelas tidak ada buku pegangan, liatnya papan tulis.
    btw, anak saya juga mau lulus tk tahun ini

  5. Mungkin sudah saatnya mengganti gaya penulisan blog ini dengan menggunakan kapital yang baik dan benar 😀
    btw, mungkin pelajaran kelas 1 anak saya nanti sudah belajar sinus, cosinus n tangen 😀

  6. Saya masuk SD tahun 1978, waktu itu bulan Januari tahun ajaran barunya. Seingat saya, buku yang dipakai adalah keluaran departemen pendidikan. Buku matematika kelas 1 SD yang saya ingat lebih banyak gambarnya, misalnya untuk penjumlahan 2 + 3, ada gambar lidi 2 dan 3.

  7. Benar kok, memang pelajaran Indonesia itu termasuk sulit, bahkan di level dunia.
    Saya masih ingat betul setiap anak Indonesia yang pindah sekolah ke Inggris (level SD/SMP/SMA/Univ), walaupun di Indonesia cuma termasuk berprestasi biasa, pasti dapat ranking tinggi di sekolah UK.
    Awalnya mereka adaptasi bahasa selama sekitar satu bulan, setelah itu rata-rata prestasinya melonjak pesat 🙂
    Selain itu, jumlah mata pelajaran juga jauh lebih sedikit. PR tidak banyak. Cara mengajar interaktif & melibatkan anak-anak. Juga kecenderungannya adalah dialog (2 arah) dan mendorong anak-anak untuk berani berpendapat.
    Security sekolah juga bagus — kalau yang menjemput bukan orang tua atau wali yang sudah menanda tangan form, maka anak tidak akan dilepas oleh gurunya.
    Banyak yang ngambek pas mau diajak balik ke Indonesia, he he. Dan memang rata-rata sekembali ke Indonesia kembali prestasinya jadi standar, atau yang apes malah jeblok (kaget euy, beban pelajarannya berat banget)

  8. dulu kuda makan rumput, sekarang kuda lumping makan beling. jadi siapa yang benar yah…..

  9. Saya SD sekitar tahun 90. Seinget sy waktu itu emang nggak ada tanda baca (tahu, soalnya kemaren baru ngebongkar gudang), tapi soalnya bukan soal cerita separah itu…
    Iya, sy juga belajar mengenai lidi, dan tambah kurang. Entah ya, konon katanya sekarang anak kelas 1 sd udah belajar perkalian?

  10. Sepertinya sistim pendidikan dasar kita bukannya tingkat dasar lagi tetapi malah sudah tingkat menengah, buktinya pelajaran waktu saya masih SMP tahun 1994 sudah bisa dijumpai di SD kelas IV, misalnya Bahasa Inggris. Anak TK sekarang aja sudah dijejali banyak pelajaran yang sangat menjejali otak, padahal TK=Taman Kanak-kanak, bukannya TK=Tempat Kebingungan atau TK=Taman Kurungan. Apalagi Sistem pendidikan kita menganut Multi Subject yang mengakibatkan kebanyakan lulusannya tidak memiliki kemampuan khusus, soalnya otak mereka laksana Toko serba ada. Makanya, sangat jarang Orang Indonesia yang jadi peneliti atau ahli di bidang khusus.
    Salam kenal http://economatic.wordpress.com/

  11. ada yang punya contoh buku pelajaran SD kelas 1 di tahun 1978-1979?

    Oh… jadi anda lahir 1971~1973.
    eniwe
    huruf besar memang belum digunakan di tahap awal
    karena (diasumsikan) pada tahap tersebut anak belum diajari huruf besar
    fungsi tanda baca digantikan dengan menulis satu kalimat atau satu klausa per baris
    tahun 1978-an memang anak sd masih diberi pelajaran baca tulis dari dasar
    walaupun beberapa tk sudah mengajarkan baca tulis huruf balok
    sekarang malah ada tk yang sudah mengajarkan huruf sambung
    kalau punya uang pilihlah sekolah yang gurunya bisa diajak berdiskusi dan berdebat
    bukan sekolah yang gurunya cuma bisa tunduk kepada birokrasi pendidikan

  12. waduh… memang iya sekarang matematika SD kelas 1 sudah bukan main canggih-nya…
    dulu saat saya masih SD di kampung, pelajaran matematika kelas 1 tidak lebih dari penambahan, pengurangan dan soal cerita sederhana… sekarang wow…
    kebetulan anak saya lagi SD kelas 1, jadi tahu betapa canggih-nya soal matematika itu ….
    waduh…

  13. Tanpa tanda baca n kapital bukan berarti penerbitnya bego, emang kelas satu belum diajarkan tanda baca, nanti kalau sudah semester 2 baru masuk tanda baca. Itupun di pel B. Indonesia. Masuk kelas 2 baru tanda baca dipakai. Biar anak-anak ngga bingung coz mereka belum paham ngapain pake huruf besar kecil kalo nggak ngerti fungsinya buat apa.
    Lgpl kita dulu blm kenal PS, anak2 TK SD udah canggih maen itu, berarti mrk emang kudu lebih canggih dr sekarang. Buktinya banyakan yang naik kelas drpd yg tinggal kelas.
    Nah yg jd ortu, siap2 aja belajar lg, kalo ga gt g bakalan bisa bantu anak2 kita bikin PR.
    globalisasi nuntut anak2 lebih siap sejak dini emang, apa boleh buat…..

  14. Hehehe beberapa temen yang notabene desainer paling hobby ga pake huruf capital. Gua paling bete kalo udah ngeliat iTunesnya semua judul lagu nya flat lat lat alias ga ada huruf besar semua kecil… ga tahan gua comment juga… mau tau jawabannya?
    “Biar seimbang pakde”. Halah 😀 Kalo gitu buat apa dong diciptain huruf kapital? 😀 Kalo mo seimbang pake timbangan aja 😀

  15. Salah satu pengalaman menarik ketika tahun lalu ngajarin anak seorang rekan — ga sengaja, soal hitung menghitung. Entah gmana kok anak sekarang ga diajarin menghitung cepat, contoh 11×17=187. (11+7)x10+1×7. Soal pengelompokan salah satu satuan ke puluhan yg lain lalu dikali dasar puluhannya dan ditambahin dengan satuan kali satuan (bingung-bingung deh bacanya 😛 ) ga kok gampang ini, kalo diajarin paling setengah jam terlatih anak yg ga tau sama sekali, anak yg cepat 2-3 menit ngerti.
    Begitu juga pake bantuan dua tangan, 6×9=54 misalnya, (lipatkan 1 jari tanda itu 6 (lebih 1 dari 5 jari) dan lipatkan 4 jari tanda itu 9 (lebih 4 dari 5 jari) ), nah 1+4=5 (puluhannya) dan sisa jari yg tidak dilipat (4×1)=4… jadi 54.
    Saya ingat pengalaman ini juga berharga diajarin salah seorang om yang guru SD di suatu kota di jawa. Lah anehnya beberapa bulan kemudian nonton TV ternyata metoda mencongkak pake 2 tangan gitu udah ada yang matenin 😛 Sekem pisan!!

  16. y nie…kalo anak2 yg mampu ( tinggal di kota ) sebelum masuk SD TK sebelum TK play group, tu mgkn lebih mudah diarahkan gmn coba kl ank yg tidak mampu (miskin dan tinggal di desa???…

  17. Soal huruf kecil semua dan tidak ada tanda bacanya…
    Secara saya adalah mantan editor Erlangga, bisa saya katakan dengan blak-blakan bahwa format penulisan seperti itu adalah hasil rekomendasi psikolog dari Departemen Pendidikan.
    Serius. Dan apa daya coba para penerbit menghadapi Departemen Pendidikan? Kalau tidak ngikut pakem yang ditetapkan, buku bisa dicap tidak lulus standar, dan tidak direkomendasikan untuk digunakan sekolah.
    Mati lah penerbit.

  18. contoh : 4 tahun 5 bulan = . . .
    4 tahun = 4 x 12 bulan = 48 bulan
    5 bulan = = 5 bulan +
    53 bulan
    1. 3 tahun 8 bulan = . . . bulan
    2. 5 tahun 7 minggu = . . . minggu
    3. 1 tahun 27 hari = . . . hari
    4. 4 bulan 9 minggu = . . . minggu
    5. 6 bulan 20 hari = . . . hari
    6. 9 minggu 5 hari = . . . hari
    7. 7 hari 6 jam = . . . jam
    8. 4 jam 45 menit = . . . menit
    9. 3 hari 30 menit = . . . menit
    10. 2 minggu 11 jam = . . . jam

      • Ahahahaha… Astaga.. Kalau mudah, kenapa salah ? 8 + 3 itu 11. Anda umur berapa??
        Coba saja hitung angka secara menurun :
        8 – Bilangan awal
        9 – Ditambah 1
        10 – Ditambah 2
        11 – Ditambah 3/Hasil Akhir
        Ya ampuuun. Pertanyaan diatas memang mudah, tapi bukan berarti bisa Anda sepelekan. Dan buktinya, Anda salah menjawab, bukan ?

  19. dear allll…..
    ada gak sih cara untuk menanggapi pelajaran begitu sulit bagi anak2 kita yang mungkin dinegara maju sekalipun akan kaget ngeliat pelajaran anak SD kita sekarang bahkan anak TK.
    ada gak sih cara atau rumus untuk menghitung cepat baik dengan sipoa atau dengan cara lain untuk menjawab, karena dasar semua pelajaran adalah ilmu matematika, kalo ada yang bisa bantu karena kursuspun mahal, jika ada blok atau email bagaimana cara …….
    thx
    eeddoo@yahoo.com

    • kalo boleh ditambahin bukan gurunya yang goblok tapi kurikulumnya tuh……..mutar-mutar alias bolak-balik bikin guru juga pusing 7 keliling…………

    • saya kurang setuju sm anda,,,saya seorang guru SD kelas1,,,kmu kira jadi guru gampang……kamu pintar pasti karena guru,,hati2 kualattt….justru semua guru tidak ada yang bisa kaya,,semua sederhana kehidupan nya……jadi tolong jangan bilang begitu lagi….terimakasih

  20. matematika baru kelas 1sd,materinya sebegitu rumitnya…., sblum pembelajar anak saya,minimal sy harus belajar matematika terlebih dahulu………belajar lagi…belajar lagi……..

  21. Sedih oom lihat anak anak sekarang ngga semestinya dibuat seperti karbitan…tapi apa daya masa iya anaknya ngga kita ajarin..
    dulu aja sy masih mengenal huruf dan angka di SD, sekarang mah’ weleh weleh… TK dah dikasih PR layaknya pelajaran anak SD!!
    Ada ngga sih sekolah yang kayak dulu di jaman sekarang! Kangen SD Jadul, Bravo SD Jadul!

  22. Iya nih..gimana konsep pendidikan saat ini semakin memprihatinkan.
    Saya yang hampir tiap malam menemani anak-anak belajar ( kls 1 SD, Kls 3 SD, kls 3 SMP, kls 2 SMA) merasa ada yang aneh dengan sistem pendidikan yg katanya berbasis kompetensi. Silabusnya aneh-aneh tetapi metode pengajaran belum klop…guru cuma ngasih PR doang, agar anak bisa memahami mereka tdk peduli sehingga muncullah peluang-peluang lain baik untuk obyekan guru (privat, les) maupun pasar bisnis (bimbel dll) sebagai akibat tdk sinkronnya konsep pendidikan (tidak punya kajian yang benar) dan konsep pengajaran (guru yg tidak punya tanggung jawab atau tidak punya kompetensi)

  23. kurikulum matematika anak indonesia terberat didunia, malaysia, singapura harus berterimakasih kepada negara kita karena yang membangun negaranya adalah anak cerdas indonesia.

  24. Memang benar sekali kurikulum SD, SMP, SMU/A sekarang aneh terlalu berat, mata pelajarannya secara kualitas dan kuantitas terlalu benyak, jadi anak sejak SD, sudah dibebani dengan macam-macam. Akibatnya penguasaan materi pelajaran sangat rendah, Bagaimana nih, pak guru?

  25. @adinoto:
    jadi ingat perkalian khusus dengan 11
    11×17 –> 1 (1+7) 7 –> 187
    perkalian dengan 11 lebih cepat dengan cara, angka pengali dipisah, trus hasil jumlah angka pengali disisipkan tengah.
    istilahnya ‘cara bodhon’ (cara orang bodhoh)

  26. Muke gila Pelajaran SD
    saya dah takut anak saya nanti jadi stress karena beratnya beban pelajaran
    ini bukannya bentuk yang baik,
    baisa ajalah…

  27. begitulah pelajaran SD sekarang, ini aja aku bingung bikin modul untuk anak SD kelas 1 matematika supaya bisa mudah dipahami. tahu sendiri juga anak sekarang lebih cerdas dari belasan tahun yang lalu.
    mereka cenderung lebih kritis……
    jika salah-salah memberikan materi bisa saja mereka terjerumus kehal negatif dengan mudah.
    ayo…. kita bersama para orang tua tingkatkan kemandirian tonggak bangsa yang masih muda-muda ini. kita dunkung dengan apresiasi yang positif.

  28. memang anak kelas 1 udah lumayan susah karena bukan lagi belajar ini budi spt jaman sy sekolah, tp sudah dikte dengan kalimat yg lumayan panjang dan matematika yg cukup sulit. Tp sebagian orang tua merasa itu kemajuan karena merasa level pelajaran sdh tinggi berarti anaknnya pintar bisa ngikutin jaman sekarang sementara sekolah yg hanya mengajarkan pelajaran bagi pemula seperti menyalin kalimat, matematika sederhana dianggap ketinggalan, mana yg benar yaaa….

  29. Banyak SD di Bali menerima siswa baru dengan cara tes jadi kalau gugur tidak di terima di sd tersebut .Ini kayaknya akal akalan guru agar gampang mengajar karena yang diterima yang pintar pintar sehingga guru tidak repot ngajari muridnya mulai lagi dari awal atau dari nol

  30. kmeentarrr guaaa
    klasss 1 mahh,,,,, kcilll soalllx aplaagii aqqu udahh klaasss 6,, plingan soallx hnxx 1+1=2 2+2=4 3+3=6 4+4=8 5+5=10

  31. Mau tak mau……..
    Mau tak mau sebuah komitmen harus dijalani
    Mau tak mau meski psikolog mengingatkan soal kematangan emosional
    Mau tak mau sebuah konsep pendidikan “percobaan-percobaan” harus ditelan bulat-bulat untuknya yang begitu bersemangat berseragam putih merah.
    Mau tak mau….anak-anak kita jadi kelinci percobaan?
    Mau tak mau pangeran kecilku harus ikut kendaliku
    Mau tak mau ia menuruti apa kataku…..
    Mau tak mau meski terlihat stengah hati melakukannya
    Mau tak mau jam sepuluh malam dia baru harus tidur
    Mau tak mau jadwal kegiatan setahun dari sekolah harus jadi pedoman….
    Mau tak mau….LKS dan buku materi pelajaran harus dilalap dan ditorehnya dengan isi yang benar
    Mau tak mau….wajah ini harus selalu tersenyum dan lembut membimbingnya belajar dan selesaikan PRnya
    Mau tak mau….aku dengan kejam menyanderanya hingga jam sepuluh malam….hingga PR itu selesai
    Mau tak mau…..aku rubah lagi kegiatan hariannya…walau tak berani ku utak-atik waktu mainnya….
    Mau tak mau jangan pernah melarangnya bermain…karena ketika dia besar nanti dia tidak akan menemukan masa kecilnya lagi….
    Tapi begitukah cara benar mendidiknya menyelesaikan tanggung jawabnya untuk siswa kelas satu seperti dia?Ahh…benarkah konsep pendidikan kelas satu ini?
    Mau tak mau…terimalah….karena katanya ini kurikulum terbaik yang diusung para ahli pendidikan dengan sederet gelar, sudah punya anak-anak yang berprestasi bahkan sudah jadi orang sukses….dan orang-orang pendidik yang paham sekali psikologi anak….
    Mau tak mau kita dengar mereka….
    Mau tak mau standar pendidikan 9 tahun harus dinaikkan kualitas mutunya
    Mau tak mau kita ikuti dengan sepenuh hati…walau kita melihat anak kita setengah hati….
    Mau tak mau kita harus seperti mama papa kita yang selalu memberikan kita yang terbaik dalam segala hal tanpa perlu memanjakan kita…
    Mau tak mau….kita harus berjuang teman…..seperti orang tua kita memperjuangkan kita….hingga kita bisa jadi seperti ini…..

    • Benerr…anak anak pembuat materi pendidikan dengan sederet gelar yang sudah punya anak-anak yang berprestasi bahkan sudah jadi orang sukses…dan orang-orang pendidik yang paham sekali psikologi anak…
      Tapi sekarang yang jadi pertanyaan adalah : Apakah dahulu sewaktu anak anak mereka yang sekarang sudah jadi orang sukses….mendapatkan materi pelajaran kelas 1 SD seperti yang dihadapi oleh anakku sekarang ini ?? Sesulit atau semudah apakah materi mereka di masa lalu ??

  32. Buset…itu buku kelas 1 sd kayaknya tebel sekali…ga salah tu pake “kurung buka dan tutup” ??? feeling gw tuh yang buat buku cuman crooping dari situs, paste…biar cepet dapet duit… btw anak sd nalar ga yah pelajaran kayak gitu…

  33. Agak susah dipahami cara Pemerintah membuat Program Pendidikan yang merata di Indonesia saat ini.
    Kalau kita bandingkan Pelajaran sekarang di SD, apalagi di Kelas 1, sangat terkesan dipaksakan.
    Padahal kalau kita pikir, apa yang kita harapkan dari Anak Sekolah Dasar yang kelas 1 SD?
    Paling-paling juga yang penting ukuran Anak Kelas 1 SD, mengerti Menulis, Membaca dan Berhitung (Tambah dan Kurang) dengan cara sederhana dan tidak lebih dari 2 digits angka.
    Sedangkan kelas 2 SD mungkin kita berharap sudah bisa Menulis dengan Lancar, Membaca, berhitung (Tambah, Kurang, Berkali dan membagi) dan tidak perlu lewat dari 2 digits angka.
    Dan Seterusnya?
    Kadang-kadang orang tua juga sudah terlalu jauh harapannya dan kebanggaan orang tua kalau anaknya bisa menguasai pelajaran yang lebih tinggi sebelum waktunya menjadi tidak terkontrol. Padahal dilihat dari segi fungsi dan kegunaan, andaikan anak menguasai pelajaran yang lebih tinggi saat sebelum waktunya dia sampai ke pelajaran tersebut tidak terlalu bermamfaat bahkan cenderung disalah mamfaatkan, sehingga sering anak2 stress saat dipaksa memahami pelajaran yang belum waktunya dia perlukan.
    Jadi Buat Orang Tua juga perlu menyadari Harapan dan kebanggan terhadap anaknya yang belum waktunya dia dapatkan. Yang jelas kalau ada tuntunan bahwa Kelas 1 bisa begini, kelas 2 bisa begitu langsung disesuaikan saja dengan perkembangan dan kegunaannya untuk kebutuhan Anak sesuai dengan umurnya.
    Thanks

  34. hemm,,,, aku butuh metode ma materi buat ngelez murid2 aku kelas tk-1 sd,,,
    permainann ato apalah tolong siapa yang punya q dikasih tau,,,

  35. Pelajaran makin lama makin bikin pusing anak-anak………
    sedangkan kemampuan tiap anak berbeda-beda……
    yang otak encer……g masalalah, tp yang pas-pasan z……….. semakin keteter gitu lo……..

  36. saya juga punya anak kelas 1 sd,untuk pelajaran matematika memang agak keteter. gimana caranya agar bisa cepet ngerti? trim

  37. Aku mempunyai anak kls 1 sd di swasta, bukan pelajaran matematika saja yang sulit, tapi semuanya dan mata
    pelajarannya ada 9. Anak kelas satu baru pandai membaca tapi juga diajari membaca dan menulis bhs Inggris, juga belajar iqra’ .
    Di dalam buku pelajaran bhs Indonesia ada pesan di bagian bawah pelajaran untuk orang tua dan guru. Itu berarti kita sebagai orang tua harus belajar lagi!
    menurut saya, yang menyusun kurikulum kelas satu sd ini mungkin ,orang yang berpendidikan tinggi (S3), sehingga ikut ikutan tinggi pula pelajaran kls ! sd ini. Mungkin yang akan diajarkan ini mahasiswa.

    • Saya setuju dengan kau wen… Anak terlalu tervorsir otaknya untuk berfikir lebih keras… Dan kurikulumnya juga terlalu susah tuk anak usia 7 tahun…

  38. he he mamaku saiki mumet mikirke pelajaran SD, opo maneh SMP lan SMA? Iso ugo daftar maneh dadi murid SD anyar…. salam

  39. memang betul mas klo pelajaran matic anak SD klas 1 skrg susah 2x. meskipun anak saya bisa ngerjakan tapi kdg kasihan juga ngeliatnya. terutama yg semester 2 wah susah2x. tapi herannya anak skrg tetep saja bisa . mungkin otak anak skrg lain sama otak kita2x dulu ya.untuk main komput. saja nih mas, anak skrg sekali diajari bisa nyantol trs bisa main sendiri. sepeti paint,ms word .game online. yg kita takutkan klo ada yg ngajari yg jelek2x juga lsg ngerti, wah kan bahaya,spt contoh kata jorok. itu si anak jg ndak lupa. skrg emang tergantung kita org tuanya ya mas. jgn sampai otak spt itu kemasukan hal2x yg jelek.salam

  40. emang plajaran Sd klas 1 sekarang adalah pelajaran kelas 3 waktu kita dulu
    plajaran klas 1dan2 telah di pelajari di TK

  41. Kasian juga anak2 SD jaman sekarang…otak mereka dipaksa untuk dijejali pelajaran2 yang sebetulnya terlalu dini tuk diberikan…. apa mungkin Indonesia bercita2 ingin menciptakan anak2 Indonesia berotak seperti Habibie?
    Tapi saya yakin….Habibie waktu kecil juga pasti belajar matematikanya masih pake lidi…tapi sukses2 aja tuh.
    pemerintah kitanya aja yang lebayyyyyyy….
    Pengen bikin sukses malah jadi stress!!
    Kebayang ngga sih…kalo yang sekolahnya itu dari kalangan anak tidak mampu yang notabene ortunya ga pada sekolah dulunya… gimana mau belajar dirumah??? Bisa2 belajar di sekolah ga ngerti…di rumah ga ada yang ngajarin…mau kursus ga ada duit………capcay deeeeeeehhhh……..:(((

  42. Saya guru sd kebetuln tahun ini di kls 1,cape juga sih …..masalahnya anak yang baru macam-macam latar belakangnya ada yang dari Tk,Paud dan dari rumah tangga . Biasanya anak yang udah mengenal lebih dulu akan mengganggu anak yang belum tau apa-apa.Untuk yang dari TK akan merasa bosan jika hanya belajar menulis permulaan ,jadi saya merasa tertolong dengan buku-buku Bse yang katanya sulit itu,sementara kita membantu yang belum bisa apa-apa . Yang penting kita pantau jangan sampai anak merasa dipaksakan kalau mereka enjoy…ya g masalah

    • Anda sebagai guru yang sekarang ngajar kelas 1 aja bisa bilang capee, apalagi saya yang terposisi sebagai orang tua yang anaknya tahun ini baru masuk SD. Terkadang suka kasian liat anakku sendiri kalau terlalu divorsir otaknya untuk mikir, tapi mau bagaimana lagi, materinya banyak dan padat dan kalo ngga dipelajarin bisa ketinggalan semua dan bisa fatal waktu ulangan umumnya nanti….

  43. waktu caya SD kelas satu, masih kecil alias masih anak-anak, maci cuka ujan2an cama ceman2. sekarang say udah besar dan bisa lari… wow keren kan… xiixixixi..

    • Bener banget tuh…saya setuju banget. Terkadang saya sendiri bingung…Pemerintah mau buat anak Indonesia jadi pinter apa jadi keblinger sihh ??

  44. saking sulitnya, besar peluang guru untuk cari ceperan, murid-murid harus les padanya….. ada murid miskin tidak bisa les ya…ketinggalan pelajaran dong…. q alami itu pernah ada yang minta tolong anaknya kelas 1 SD diajari biar sama dengan teman lainnya yang les (padahal ortunya cuma penjual sayur keliling), akhirnya q mau ngajarin anaknya dengan insentif seiklasnya sebab kakau nggak mau nerima nanti tambah dia sungkan nggak jadi belajar. akhirnya dia bayar dengan sisa jualan emaknyamisalnya tahu dua biji dan bayam. he3 jadi gak usah belanja….

  45. Memang bener kok, dan bukan hanya matematika saja yang saya lihat sulit, hampir dari semua mata pelajaran di kelas 1 sekarang ini rumit sekali, karena anak bukan hanya membaca tapi mereka harus bisa mengerti wacana dalam bentuk cerita. Anak seusia kelas 1 baru bisa baca lancar aja sudah sukur alhamdulilah, tapi belom tentu dia bisa menalar dan mengerti arti bacaannya itu…

  46. sy juga sdh bingung menghadapi anak sy yg semenjak masuk sekolah koq susah banget dgn pelajaran matematika sd kls 1.tlg masukannya

  47. saya saja terus bertanya acuan mana yg dipakai oleh negara kita dalam pendidikan ? jangan² hanya ulah para petinggi yang bikin semua ini agar dibilang ada kerjaan…
    materi yang diberikan untuk anak kelas 1 SD sangat tidak sesuai dengan usia mereka… apa “yang diatas” tidak berkaca kepada negara maju yah ? kita negara berkembang tapi sok tau nya ampun²an….
    merasa pendidikan udah ok tapi yg terjadi malah pembodohan masal..
    guru² SD negri juga harus segera di tinjau kembali eksistensinya…
    gaji guru sekarang besar yah… mereka udah demo dan disetujui untuk berpenghasilan besar.. tapi masih aja kurang, ada yg ngasih les di luar jam nya… ada yang dengan sengaja meminta HP, meminta dibelikan laptop oleh orang tua murid, dan anak² yg ikut les sama tuh guru nilainya jadi bagus karena semua soal ulangan di kasih tau…. tapi mutu tuh anak ada nggak ????? tolol banget tuh guru, seperti yang terjadi di SDN 04 kodam, banyak guru yang bikin les, dan kepala sekolahnya diem aja… mungkin dapet jatah juga kali… udah gitu bikin les nya diluar sekolah, dengan memberikan tarif, orang tua yang ngasih uang sedikit ditegur, saya berharap blog ini bisa menyampaikan hal² seperti ini, demi kemajuan anak² kita…KEPADA SUKU DINAS.. TOLONG DI CEK SDN 04 CIPINANG MELAYU KODAM JAKARTA TIMUR

  48. harusnya anak umur segitu ga terlalu di paksa untuk berfikir keras…. mesti di ajarkan juga berimajinasi dan berbudi pekerti dulu….. coba aja… angkatan anak anak sekarang makin sedikit aja yg jadi seniman… kebanyakan yg menjadi profesional… duh moga moga ga gayus semua wkwkwkw

  49. buku buku ini sudah bagus dan sangat bermanfaat.
    apalagi bisa dikses di web.
    sayangnya kopetensi guru pengajar jauh tertinggal
    dan sering harga dijua ‘paksakan’ ke anak/orang tua melalaui sekolah atau oknumnya.
    komite sekolah dan pengawasan mana hasil kerjamu

  50. waduh,wahai para parents,jangan panik dooong…..kalo ortu stres,nanti anak2 liat ortunya stres,jadi ikut2an stres….bawa santai aja kayak gue….
    anak gue juga SD kelas 1,yup bener banget pelajarannya memang seperti di atas,tapi syukurnya anakku bisa ngerjainnya dengan santai….semua berkat dampingan ortu saat belajar,selalu rajin kasi latihan soal….selalu perhatian dengan kesulitan pelajaran yg dihadapi anak…
    kan memang ada hadistnya yg bilang “jangan samakan anak2mu dengan kamu ,karena zamannya pun sudah berbeda”
    jadi daripada stres dan protes,mendingan mulailah dampingi anak belajar,lebih perhatian,lebih berusaha memahaminya,semua ga ada yg instant sih,tapi lebih baik telat memulai daripada tidak sama sekali…dan pasti seneng dooong kalo anak2nya lebih pintar dari ibu bapaknya
    good luck

  51. Anda punya keluhan yg sama. Betapa besarnya tekanan psikologis yg kurikulum pendidikan negara kita berikan thd anak2 kita. Coba lht pelajaran2 yg lain. Belum lg cara guru2 mrk membuat pertanyaan yg sering ga sesuai dg tahap perkembangan mrk. Sy srg protes ke guru2 anak saya.

  52. hemmmmemang sekarang pelajaran kelas 1 emang susah tapi kita harus mengikuti perkembangan zaman dan teknologi tak mau kan generasi kita menjdi orang yang tak sukses magkanya kita harus mengikuti zaman

  53. Aku jg lg senewen ngajarin mtk anakku yg kls 1.kdg nilai 9 besoknya dapat 5.nih anakku ngerti apa keder sih ma + ma -?pusing deh ngajarinnya mesti gmn lg?

  54. Welah… aku kan udah kelas 5.. :__ karena ikut kumon aku jadi belajar 5 tingkat diatas kelas deh.. Jadi pas kelas 1, aku belajar math kls 6..

  55. pelajaran anak SD kls 1 skrng sngat lah susah , pdhal kita kan twu kemampuan anak2 pa lg yg kmungkinan bertempat tinggal di pedalaman , kmi sulit untk menerapkan ,sulit untuk mencari alat media nya ,saya mhon untuk bantuan nya ????????

  56. aq jg merasa pelajaran anak SD sekarang suzah gitu bagi seumuran mereka. seharusnya pihak kemendiknas mengkaji ulang materi yang hrs di plajri anak SD.kalo jaman dulu kelas 1 baruuu belajar baca nah sekarang lulus TK harus ngewes bacanya.

  57. pelajaran SD kelas 1 memang makin ningkat, tapi bagus juga, supaya anak-anak makin pintar dan maju kedepan, kalau ada yang kurang mengerti
    ikut Les aja, ok……………

  58. Pelajaran Anak SD kelas 1 sekarang, memang sangat susah, tidak sama dengan zaman saya dulu, orang tua sekarang dituntu lebih peduli dengan perkembangan anaknya, dan kalau anak kita tidak mau ketinggalan dalam pelajarannya maka sulusinya anak diharuskan mengikuti les tambahan di luar sekolahnya.

  59. kalau kita membeli 1 buah rambutan kita akan diberi 1 buah rambutan oleh yang menjual, jika kita beli 2 buah rambutan kita akan diberi 2 buah rambutan oleh si penjual, dan berapakan jumlah rambutan yang kita punya jika kita membeli 4 buah rambutan i

  60. Aku sekarang sedang mengkompilasi soal-soal matematika untuk anak SD. Kompilasi soal itu nantiny akan digunakan bukan untuk sekolah tapi semacam bimbel. Alamak alangkah susah dan banyaknya pelajaran matematika anak-anak SD sekarang. Aku yakin mereka bisa mengerjakan semua soal-soal itu (asal gurunya bisa menjelaskan dengan baik) tapi pertanyaanku adalah: buat apa mereka mempelajari itu semua?

  61. kelas satu semester awal belum diajarkan kapital pada awal kalimat (akan membingungkan mereka saat melihat perbedaan huruf)
    penerbit banyak menerbitkan buku untuk guru or orang tua bukan untuk anak (karena penulis rata-rata bukan guru)
    disekolah saya buku sumbernya banyak jadi soal pr dan ulangan hasil kompilasi buku buku sumber
    (yang komentar kebetulan guru SD negeri kelas satu ) salam kenal yah .., peace!

  62. untuk anak kelas 1 sd sebenar nya pelajaran matematika itu gampang tapi kalau adik adik semua pada ngerti apa ygdi jelasin gurunya pellajaran matematika itu harus paham kalau tidak paham tidak bakalan bisa mengerti…

  63. saya masih terus belajar matematika sampai saat ini,4 bln yg lalu sy ikut seminar matematika di kampusku.sy mengikuti pelajararan ini dgn senang, walaupun banyak rumitnya.tetapi guru yg ngjari kami cukup sabar,ternyata nga begitu sulit juga tuh,gampang asik jg menyenangkan caranya belajar sangat sederhana ada permainannya dan dpt di pahami karena peljrn di lakukan berulang-ulang sampai kita jadi paham.Dan metematika yg sy pljri ini jg coba sy terapkan kpd anak sy yg baru berusia 4 thn,dan puji Tuhan anak sy mulai bisa mengikutinya…
    tipsnya : miliki rasa senang ( cinta ),lakukan berulang-ulang, jgn di buat rumit,santai,temukan ide-ide menarik untuk sebuah permainan.selamat mencoba…………

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *