Panasonic Lumix DMC-LX3


LX3 with built-in flash
kemarin malam saya akhirnya membeli kamera Panasonic Lumix DMC-LX3 di ITC Fatmawati. spesifikasi singkat:

  • 10.1 megapiksel, 1/1.63", densitas 24 megapiksel/cm2
  • lensa wide 24mm F2.0, optical zoom 2.5x
  • hotshoe untuk flash eksternal
  • kartu memori SD, mendukung SDHC

faktor yang membuat saya tertarik membeli kamera ini adalah lensanya yang lebar (24mm) dan cepat (fast lens, F2.0), membuat memotret di kondisi temaram (low light) menjadi lebih mudah. jika memang dibutuhkan pencahayaan yang kuat, ada hotshoe sehingga mempermudah memotret dengan teknik bounce flash, ditambah bentuknya yang ramping dan sedikit retro, membuat penampilannya unik di antara sekian banyak kamera digital pocket yang ada di pasaran.
berikut adalah sedikit perbandingan antara kamera F31fd dengan LX3. seperti pada F31fd, layar LCD LX3 pada kondisi default terlalu terang, sehingga preview di layar LCD agak menipu, sepertinya terang namun ketika ditransfer ke komputer ternyata cenderung gelap (under exposed). setelah setelan brightness LCD dikurangi 1, baru preview terlihat mendekati hasil foto. di bawah ini adalah contoh hasil pengambilan gambar, F31fd menggunakan mode Auto, dan LX3 menggunakan mode iA, intelligent Auto.

F31fd
LX3

terlihat perbedaan yang cukup mencolok, hasil foto menggunakan F31fd cukup terang sementara LX3 cenderung gelap (under exposed).
untuk kelas kamera pocket, atau sebagian orang menyebutnya sebagai P&S, point & shoot, hasil foto yang cenderung gelap ini tentu tidak diinginkan. untuk itu saya mencoba beberapa setting seperti mengubah EV (exposure value) dan menggunakan flash eksternal dengan teknik bounce flash. inilah hasilnya:

intelligent Auto night scene & bounce flash
auto, EV+1 auto, EV+1, bounce flash

terlihat ketika dinaikkan EV-nya menjadi +1, hasil foto menjadi lebih terang, dan memang ini hasil yang saya inginkan.
keunggulan dari LX3 ketimbang F31fd antara lain:

  • LX3 bisa menggunakan eksternal flash, yang jauh lebih powerful ketimbang flash built-in di kamera
  • ukuran LCD LX3 sebesar 3" juga membuat preview gambar lebih jelas
  • banyak tombol khusus di LX3 yang bisa langsung dipergunakan untuk setting kamera, seperti aspek rasio gambar (pilihannya adalah 4:3, 3:2 dan 16:9), lalu memilih antara AF (Auto Focus), AF Macro dan MF (Manual Focus). sayangnya walaupun disediakan tombol MF, untuk melakukan fokus harus dengan menekan tombol joystick, bukan dengan memutar-mutar lensa. tombol khusus lainnya yang tersedia antara lain AF/AE lock, shooting mode (single/burst/continuous burst), dan tombol fokus untuk memilih area mana yang ingin fokus
  • lensa LX3 yang lebar (24mm) juga membuat foto dalam ruangan relatif lebih mudah menjangkau daerah yang lebih lebar ketimbang dengan F31fd saya yang lebih sempit (36mm)

kekurangan dari LX3 ketimbang F31fd antara lain:

  • fungsi auto dari LX3 cenderung gelap, walaupun bisa diperbaiki dengan mengubah EV
  • ukuran dimensi LX3 yang lebih besar, kantong kamera yang biasa saya pergunakan untuk menyimpan F31fd tidak cukup untuk menampung LX3 ini, ditambah lensa LX3 yang tetap menonjol di luar, membuatnya tidak mudah dikantongi
  • adanya berbagai tombol khusus di LX3 walaupun memang membuat akses setting menjadi lebih cepat, namun ada tombol yang menurut saya tidak perlu tombol khusus, seperti misalnya tombol untuk pindah mode preview ke mode kamera. ini merepotkan, karena kebiasaan di F31fd jika sedang preview dan ingin memotret kembali, bisa langsung menekan tombol shutter, sementara di LX3 tidak bisa, harus menekan tombol pindah mode tadi terlebih dulu
  • adanya tutup lensa di LX3 buat saya juga lumayan merepotkan, karena harus ada ritual membuka tutup lensa terlebih dulu setiap kali ingin memotret
  • dial di LX3 untuk memilih mode pemotretan, ukurannya yang besar membuatnya mudah tersenggol dan mengubah mode pemotretan secara tidak sengaja

demikianlah sepintas review dari saya yang baru sehari penuh menggunakan LX3 ini. walaupun tidak bisa langsung menggantikan F31fd, tapi dari segi fungsi dan fitur sebenarnya LX3 jauh lebih mumpuni, hanya tinggal faktor kebiasaan menggunakan kamera saja.

,

21 responses to “Panasonic Lumix DMC-LX3”

  1. Tadi iseng2 membandingkan beberapa kamera digital point & shoot : wide lens, image stabilization, shutter/aperture mode.
    Even though it’s not a clear win, but I do agree that LX3 has won a bit, especially on price-to-performance ratio.

  2. Pak,
    Saya juga menggunakan LX-3. Saya beli beberapa hari sebelum berangkat haji untuk memotret di sana. Lensanya yang lebar dan kuat memang sangat membantu untuk ‘low-light photography’ walaupun untuk kontras warna yang kuat, sensor-nya tidak mampu menangkap gradasi warna sebaik d-SLR. Bentuknya yang relatif kecil memungkinkan saya menyelipkannya di tas pinggang. Dengan demikian saya memperoleh kombinasi fleksibilitas kamera saku dengan kualitas yang mendekati d-SLR.
    Kalau berkenan, silakan lihat hasil foto saya di:
    http://wisat.multiply.com/photos
    http://jpgmag.com/people/wisat
    Salam kenal

    TS

  3. […] Kamera serius ditujukan untuk mereka yang serius dalam fotografi, dan salah satu ciri keseriusan itu adalah kebebasan memakai bermacam asesori. Untuk itu telah disediakan berbagai asesori untuk mendukung pemakaian Lumix LX3 ini, diantaranya Wide Conversion Lens yang menjadikan LX3 memiliki panjang fokal luar biasa lebar di 18mm, ND dan PL Filter untuk efek-efek khusus, aluminium Optical Viewfinder eksternal dan GN22 Compact Flash mounts opsional. Panasonic menyatakan bahwa asesori lampu kilat khusus akan menyusul. Terakhir, sebagai pelengkap informasi, LX3 memiliki 50 MB memori internal, sebuah slot SD yang mendukung SDHC, HD AV component output, baterai Lithium 1150 mAh yang mampu mengambil 380 gambar dan telah mendukung USB2.0 high-speed (akhirnya…). Review lengkap baca saja di sini dan review singkat berbahasa Indonesia bisa disimak di sini. […]

  4. mantab pak review LX3 nya, sebenernya klo mo retro yg asik banget tuh leica, mpe ngiler benget liatnya. untung segera tersadarkan oleh deret angka di tagprice nya. jadi mungkin LX3 bisa jadi penawar LX3 yah…meskipun jauh banget kapasitasnya. selama ini aku cari P&S digcam yang bisa bebas ngatur speed dan bukaan rananya. tp ntah kenapa cuma ada sedikit (malah cuma satu, canon G10,cmiiw) dan masih sedikit tebal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *