Usaha Penipuan Bermodalkan Social Engineering & Media Sosial


Awalnya saya menerima SMS dari nomor yang tak dikenal (Indosat, 0816914702):
photo_2017-03-21_23-32-10
Modus operandi penipu memang berusaha memainkan ego calon korbannya, dengan mengatakan “Sombong amat nih?”, memancing ego untuk menutupi bahwa sang calon korban benar-benar lupa ini “Dimas” yang mana.
Saya baru menyadari ternyata ada miscall dari nomor yang sama 6 menit sebelumnya, dan 2 menit setelah saya menerima SMS terakhir dari nomor tersebut, saya ditelpon:

Isi pembicaraan tidak berbeda jauh, masih berusaha memainkan ego saya. Jika Anda jeli mendengarkan rekaman pembicaraan telpon di bawah ini, Anda akan tahu mengapa saya yakin ini bukan “Dimas” teman saya: saat saya menyebutkan julukan dia, sang penipu tidak menyadarinya.

Saya lalu menelpon Dimas yang asli, memastikan bahwa memang bukan dia yang berusaha mengontak saya. Di saat yang bersamaan muncullah pesan WhatsApp dari sang penipu namun dengan nomor berbeda (Telkomsel, 08123206062):

Sang penipu memang benar-benar “niat”, foto profil WA sepertinya diambil dari akun Facebook teman saya:

Tidak sabar, sang penipu lalu berusaha menelpon kembali, namun kali ini menggunakan WhatsApp call:

Sang penipu ini benar-benar tidak sabaran, saya sudah memberitahukan via WhatsApp bahwa saya sedang menyetir pulang, namun tidak sampai 10 menit kemudian sudah kembali menelpon:

Sayangnya karena saya sedang menyetir, saya tidak kepikiran untuk mengulur-ulur percakapan telpon agar sang penipu bisa melakukan teknik cold reading, dan tampaknya sang penipu juga sudah habis kesabarannya menghadapi saya. Akhirnya sang penipu menghapus foto profil WhatsApp (atau mungkin saya sudah diblokir? Entahlah):

Hal yang patut dicatat adalah sang penipu tidak lagi sekedar memancing ego dengan hanya menyebutkan nama depan, namun nama lengkap! Dugaan saya sang penipu setelah mendapatkan nomor seluler saya, dia (atau komplotannya, karena di saat dia menelpon saya bisa mendengar ada suara orang lain juga sedang bercakap melalui telpon di latar belakang) melakukan pemetaan kontak saya di media sosial yang kemungkinan besar adalah Facebook. Teknik ini umum disebut dengan open-source intelligence. Sialnya bagi sang penipu, namun untung bagi saya, kontak yang dipilih relatif akrab dengan saya dan bahkan juga mempunyai nama julukan yang ternyata tidak diketahui oleh sang penipu.
Modus operandi penipuan dengan menyaru sebagai kawan (lama) yang berganti nomor telpon ini sebenarnya sudah lama, namun baru kali ini saya mengalami sang penipu menggunakan nama lengkap dan juga foto profil yang memang benar-benar dicomot dari halaman media sosial kawan saya. Saya orangnya memang cenderung antisosial, tidak terlalu peduli walau orang lain (atau yang sedang menyaru sebagai kawan) menyatakan saya sombong, lha memang benar kok.
 


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *