hari ini saya iseng membaca sebuah mailing list yang sudah jarang saya baca, dan menemukan lagi signature “bahasa menunjukkan kasta” ternyata masih dipergunakan oleh seseorang di sana.
kalau mau diberikan contoh tentang “bahasa menunjukkan kasta” ini, sebenarnya saya melihat dengan mata kepala sendiri “bahasa” yang dipergunakan oleh sebagian kecil pengendara harley ini. kejadiannya malam hari tanggal 6 agustus 2006, ketika itu saya sedang pulang dari kegiatan bermain skirmish airsoft di parung, bogor. saya waktu itu mengendarai mobil ke arah jakarta di jalan raya parung, dan terjebak dalam kemacetan menjelang sebuah pasar.
dalam kemacetan itu dari arah belakang ada suara sirine meraung-raung, lengkap dengan lampu rotator berwarna merah. karena kejadiannya malam hari, saya tidak bisa melihat dengan jelas kendaraan apa yang menyalakan sirine itu, namun saya tetap berusaha meminggirkan mobil agar kendaraan tersebut bisa lewat.
ternyata yang menyalakan sirine itu adalah sebuah voorijder yang membuka jalan untuk sebuah konvoi harley. sampai saat itu saya masih bisa memaklumi bahwa mereka ingin segera cepat melewati kemacetan pasar (saya pribadi juga inginnya tidak terjebak kemacetan), dan mereka memanfaatkan voorijder itu untuk membuka jalan.
namun selang beberapa saat setelah voorijder menjauh meninggalkan kemacetan, konvoi tersebut ternyata masih panjang, atau mungkin ada beberapa pengendara harley yang tertinggal. di depan saya ada seorang kenek truk yang berusaha memandu truk untuk keluar dari pasar dan masuk ke jalan raya. di saat kenek tersebut sudah berhasil memandu truk itu hingga sepertiga bagian dari truk bisa memasuki jalan, muncul rombongan harley yang agak terpisah dari konvoi. pada saat itu, bisa dilihat dengan jelas dan gamblang “bahasa tubuh” para pengendara harley tersebut. sedikitnya ada tiga pengendara yang saya lihat berzig-zag menghindari truk sambil BERUSAHA MENENDANG kenek truk tersebut dengan kaki kirinya.
jadi, memang benar ternyata, bahasa menunjukkan kasta. satu-satunya yang saya sesali dari kejadian itu adalah saya tidak sempat merekam video kejadian tersebut dengan kamera saya.
tentu saja, saya tidak terlalu menyalahkan pemilik signature tersebut. di sini kata kuncinya mungkin adalah conviction, atau keyakinan atas suatu hal. hal yang dimaksud di sini adalah keyakinan bahwa sebagai pengendara harley dia memang tidak pernah melakukan hal seperti itu, dan karena kasus orang lain yang menyatakan kekesalannya dengan bahasa yang menurut beliau “lebih rendah” (penuh dengan kata-kata kasar), maka muncul reaksi pembelaan diri “bahasa menunjukkan kasta” tersebut, yang sebetulnya cuma menghindari pokok masalah, bukan ke masalah itu sendiri, yang walaupun diri sendiri tidak pernah melakukan, namun bukan berarti semua pengendara harley yang lain tidak juga melakukannya.
ambil contoh saya sendiri yang sekarang sedang sangat tergila-gila dengan airsoft. bisa dibilang memegang sebuah airsoft membutuhkan sebuah kedisiplinan diri agar tidak menyalah-gunakan mainan yang bentuknya sangat menyerupai senjata api ini. saya dan tim saya, STARS, mungkin sudah memegang teguh bahwa permainan airsoft adalah sebuah olahraga yang membutuhkan kedisiplinan relatif tinggi untuk menjaga keselamatan baik diri sendiri maupun lingkungan sekitar, namun kita juga tidak bisa menutup mata bahwa masih bermunculan penggunaan negatif dari airsoft ini, seperti para demonstran kedutaan AS di Indonesia yang mengacung-ngacungkan replika AK-47 dan bahkan ada yang menembakkan airsoft tersebut ke arah kendaraan kedutaan. walaupun hal ini dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung-jawab, dampaknya juga akan sangat dirasakan oleh yang lainnya, yang telah berusaha mempergunakan airsoft ini secara bertanggung-jawab. salah satu contoh dampaknya yang mungkin sangat ekstrim adalah airsoft dianggap sebagai barang terlarang oleh pemerintah. dan kalau sampai dilarang, kita juga tidak bisa berbuat apa-apa, karena memang sudah ada contoh jelas penyalah-gunaannya oleh para demonstran itu.
5 responses to “bahasa menunjukkan kasta II”
Entah bahasa dan kata2 menunjukkan apa, tapi aku suka kalau weblog ini terisi kata2 lagi. So, isilah sering2. We miss you.
Eeeh Om Ganteng ngepost lagi.
with great power comes great responsibility ™
yeah ketiga (TM)
kasta? hm, tahu “kasta” tapi ngga kenal “karma”? mestinya signature itu ditambahin: “bahasa menunjukkan kasta, kelakuan memicu karma”, kallee:)
kenek malang itu semoga orang bijak nan sabar. kalau dia sampai menyumpahi pengendara yang berusaha ‘nendang dia, gawat. doa orang terzalimi, katanya, tak ada penghalang apa pun.
halah, kok gue jadi serius banget, sih.^^