Snowpiercer: bloody brilliant plot twist


snowpiercer
awalnya saya cuma iseng mengecek daftar film yang diputar di Blitzmegaplex. saya melihat film Snowpiercer sedang dipromosikan, dan cek ke IMDB, rupanya mendapatkan skor lumayan, 7.6. saya konfirmasi ke Shinta Setiawan dan Indavanetta, keduanya merekomendasikan film ini.

saya benar-benar tidak tahu apa-apa tentang film ini, kecuali bintangnya adalah Chris Evans, sang Captain America, dan satu pemeran pendukungnya adalah Tilda Swinton, artis favorit saya. saat masuk bioskop, saya baru tahu kalau ternyata ini film Korea yang disutradari oleh Bong Joon-ho. which it could fooled me, karena sampai sekitar seperempat awal film sama sekali tidak ada aktor Korea yang muncul di layar, yang didominasi oleh aktor barat, kecuali kondektur kereta yang tampaknya orang Asia (entah Jepang atau Korea).
film dimulai dengan narasi awal mula mengapa bumi menjadi dunia es distopian: para pemimpin dunia mulai mencemaskan pemanasan global, dan para ilmuwan menciptakan sebuah zat yang jika disebarkan ke atmosfir, akan menurunkan suhu bumi. eksperimen berjalan terlalu bagus: suhu bumi turun dengan cepat dan membuat bumi memasuki iklim jaman es. seluruh kehidupan di permukaan bumi punah, kecuali beberapa gelintir ribuan manusia yang naik kereta yang bergerak mengelilingi bumi yang namanya menjadi judul film ini: Snowpiercer.
setelah belasan tahun berhasil mempertahankan hidup, sisa manusia yang tinggal di kereta itu terbagi menjadi dua kelas: kelas atas yang tinggal di bagian depan kereta dan membentuk sistem tirani untuk mengendalikan kelas bawah yang miskin dan tinggal di bagian belakang kereta. dan inilah yang menjadi benang merah film: pemberontakan kelas bawah atas tirani kelas atas.
sepintas plotnya terlihat sederhana, kelas bawah melawan kelas atas. dan memang sampai dua pertiga film saya masih meyakini plot ini, ditambah misteri tentang sang pemilik kereta Wilford yang tak pernah tampak ataupun terdengar berbicara namun begitu dipuja dan didewakan oleh kelompok kelas atas. namun apa yang benar-benar terjadi tidak sesederhana itu, dan di sepanjang film ada berbagai petunjuk kecil bagi yang awas yang sangat menjelaskan kesimpulan akhir film yang sangat mengejutkan saya.
saat menonton saya merasakan adegan-adegan di film ini seperti adegan komik. dan baru belakangan saya tahu bahwa memang sumber cerita film ini adalah graphic novel Le Transperceneige. bahkan ada adegan yang mengingatkan saya pada video game Bioshock, yang memang memiliki plot device yang mirip: sebuah lingkungan artifisial yang terlepas dan mandiri dari lingkungan sekitarnya. ok, begitu saya menuliskan artifisial, maka tidak salah kalau film ini juga sedikit mengingatkan pada The Matrix.
Indavanetta sendiri mengatakan film ini penuh dengan metafora, dan saya setuju. manusia berada di ujung kepunahan, dan punya sedikit pilihan: apakah meneruskan lingkungan represif yang sudah terbukti bisa membuat mereka bertahan hidup, ataukah ada pilihan lain yang bisa meruntuhkan sistem tirani tadi tapi dengan resiko punahnya seluruh umat manusia?
akhir kata, saya sangat merekomendasikan untuk menonton film ini. sepanjang tahun 2013, jarang ada film yang bisa meramu aksi dengan sebuah cerita yang tidak dangkal, dan Snowpiercer adalah salah satu film yang berhasil meramu dua hal ini.


One response to “Snowpiercer: bloody brilliant plot twist”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *