bagai buah simalakama, kalau dimakan ayah mati, tidak dimakan ibu mati.
dalam berita jakarta crisis center dari kantor berita antara, pada tahun 2004 warga jakarta hanya mendapatkan kesempatan selama 18 hari menghirup udara bersih:
“Naik turunnya jumlah hari dengan kategori udara baik hanya berada di kisaran itu saja, misal di Jakarta pada 2002 ada 22 hari, 2003 ada 26 hari tetapi 2004 justru turun jadi 18 hari, kota-kota lain pun tidak terlalu jauh berbeda,” katanya.
- penurunan kecerdasan atau IQ sehingga 2.5 poin
- gangguan perkembangan otak, atau malah menghentikan pertumbuhan otak
- autisme
namun di sisi lain, dalam sebuah pemberitaan di kompas mengenai usaha bang yos menegakkan uji emisi, safruhan singungan mengeluarkan pernyataan sebagai berikut:
”Uji emisi itu dapat diibaratkan sebagai ’suntik mati’ bagi motor dua tak yang jelas sangat sulit memenuhi baku mutu emisi yang ditetapkan. Selain itu, bus-bus angkutan umum di Jakarta yang kebanyakan sudah tua usianya sebenarnya juga sulit lulus uji emisi. Ditambah lagi dengan bahan bakar solar yang beredar diduga berkualitas rendah,” kata Safruhan Singungan, salah satu pengurus Dewan Pimpinan Daerah Organda DKI Jakarta versi Herry Roty, Jumat (10/2).
sungguh saat membaca pernyataan beliau tersebut, saya ingin beliau berdiri di belakang bis kota seperti yang terlihat pada dua gambar di atas selama 10 menit saja.
6 responses to “bagai buah simalakama”
Ada yang kurang tuh. Rendahnya kualitas udara akan memiskinkan kadungan oksigen dalam udara tersebut. Ujung ujungnya yang sangat berbahaya selain autis dll diatas ada beberapa yang agak mengerikan. Kanker dan penyakit jantung menurut beberapa penelitian mempunyai kaitan yang erat dengan kondisi udara yang miskin oksigen.
Malah aku pernah baca salah satu media dan laporan LSM bahwa kematian bayi akibat rendahnya kualitas udara bisa mencapai 500 orang pertahun. Melebihi korban Flu Burung sekalipun. FYI Indonesia beberapa tahun ini belum beranjak dari peringkat negara terkotor udaranya. Kalo tidak salah masih bertengger di 3 besar. Pemerintah kita sepertinya kurang aware dengan kualitas udara yang baik. Udara bersih itu hak semua orang, makanya kenapa aku paling benci ada orang merokok tidak tahu etika dan aturan….
Yupp!! Setuju!!!
No smoking, please…!
beliau itu suruh masuk diskotek, disana orang pada rokokan gak pa pa coba kalo dalam ruangan kasih bis asap hitam itu pasti pada mabok
hohoho, bang idban ..pelan-pelan :p
Heheh …
Kasusnya seperti tahu/baso/ikan isi formalin yak 🙂
di satu sisi membahayakan sekali
tapi disisi lain, “ketika di gugat” dianggap mematikan bisnis rakyat kecil
Kasus, taksi blue bird yg masuk ke bdg, mirip juga.
Itulah, klo udah ada urusannya dengan bisnis sekelompok orang pasti seperti itu 🙂
saya jadi teringat dengan mesin pengukur kualitas udara yang sekarang cuman jadi pajangan tanpa bermanfaat apa apa…