menurut gatra, kami adalah pengecut


begitulah menurut artikel di gatra yang ditulis oleh roy suryo. pihak-pihak yang sebenarnya cuma memberitahukan kebenaran ke roy suryo, tapi oleh beliau dianggap berkonspirasi berusaha menjatuhkan beliau, seperti yang tertulis di dalam sebuah kolom di gatra:

Bilamana sikap pengecut –sebagian berkomentar miring di belakang (baik melalui SMS, e-mail, milis, blog, bahkan ada yang sengaja menggelar jumpa pers menentang)– yang terus-terusan dilakukan, sampai kapan masyarakat hanya akan disuguhi sajian tak bermutu.

sepertinya redaksi gatra memang menganggap usaha kami hanyalah sajian yang tak bermutu, sehingga meloloskan tulisan roy suryo tersebut dan memuatnya di gatra.
yang menarik, beliau masih mengutip soal telur kolumbus:

Seperti ibarat yang sangat terkenal, yakni “telur Columbus” (ketika Christoper (sic) Columbus berhasil membuat posisi telur berdiri tegak, meski dengan sedikit meretakkannya di atas meja, semua pihak bilang, “Kalau cuma seperti itu, saya juga bisa…”), kalau memang bisa dan mampu, mari bersama-sama melakukannya, sehingga negara ini jadi semakin dewasa!

columbus memang benar-benar menemukan amerika, dan orang-orang menganggap itu adalah hal yang biasa karena setelah diberitahu cara ke amerika, mereka merasa bisa melakukannya semua.
sementara roy suryo merasa menemukan bahwa lagu indonesia raya ternyata terdiri dari 3 kuplet dan merasa ini adalah penemuan yang luar biasa, namun orang-orang yang sudah tahu kalau lagu indonesia raya memang terdiri dari tiga kuplet tidak merasa bahwa itu adalah penemuan yang luar biasa.

Antara sejarah dan teknologi multimedia sebenarnya sangat dekat, tergantung bagaimana kita bisa mengolah dan menyikapinya, kenapa tidak?

benar sekali, dengan teknologi multimedia seperti blog, saya bisa mengetahui bahwa di tahun 2005 jay sudah pernah menulis tentang lagu indonesia raya yang terdiri dari 3 kuplet. semuanya memang tergantung pada bagaimana kita mengolah dan menyikapinya, contohnya seperti roy suryo yang menyikapi soal blog dan menolak mengolahnya.


69 responses to “menurut gatra, kami adalah pengecut”

  1. *cuma bisa ngakak* :))

    Seperti ibarat yang sangat terkenal, yakni “telur Columbus” (ketika Christoper Columbus berhasil membuat posisi telur berdiri tegak, meski dengan sedikit meretakkannya di atas meja, semua pihak bilang, “Kalau cuma seperti itu, saya juga bisa…”), kalau memang bisa dan mampu, mari bersama-sama melakukannya, sehingga negara ini jadi semakin dewasa! Antara sejarah dan teknologi multimedia sebenarnya sangat dekat, tergantung bagaimana kita bisa mengolah dan menyikapinya, kenapa tidak?

    Masalahnya, dia membesar-besarkan hal yang tidak penting dan sudah basi — bukannya menemukan hal besar yang memang penting… (e.g. benua Amerika yang belum pernah ditemukan orang lain sebelumnya) 😎

  2. Anyhoo… Mungkin si Rominten merasa rindu dengan suasana Orde Baru. Kalau ada “orang atas” yang ngomong A, yang di bawah harus ngomong A juga. Nah sekarang kalau Rominten bilang “Indonesia Raya 3 Stanza itu barang baru”, semua yang ngeblog, milis, bahkan konferensi pers harus ngomong “Indonesia Raya 3 Stanza itu barang baru” juga sambil keplok keplok…
    Duh kasihan ya, mentalnya si Rominten anti demokrasi banget. Ini tahun 2000an bang! Kalau lu mau terkenal ya resikonya harus terima kalau ada yang beda pendapat.
    Ayo semua teriak “Setujuuuu!”

  3. “sepertinya redaksi gatra memang menganggap usaha kami hanyalah sajian yang tak bermutu, sehingga meloloskan tulisan roy suryo tersebut dan memuatnya di gatra.”
    Belum tentu seperti itu Mas. Siapa tahu mereka justru sedang menyediakan arena debat. Kirim saja tulisan bantahan? 😀

  4. “Siapa yang menguasai media maka dia lah yang menguasai dunia.”

    “Orang itu” tahu betul prinsip itu .. sehingga media seperti Metro TV (tempat beliau biasa nampang dalam acara yang dipandunya) atau Gatra (pecahan dari TEMPO) menjadi media yang pas buat beliau.
    Saya malah ga menemukan berita2 “orang itu” di media yang lebih kuat legitimasinya. Jujur .. saya tidak tahu tentang “orang itu” dan tidak ada kepentingan dengan “orang itu” cuma kita ingin .. yang benar tetap benar (lagu 3 stanza itu sudah lama) dan yang salah tetap salah (menyatakan menemukan).
    Beda kalau dia bilang .. dia mempunyai rekaman lagu Indonesia Raya yang lengkap. Sudah .. Ga perlu lah bilang menemukan segala. Seakan2 200 juta lebih orang Indonesia ga tahu ada 3 stanza .. malah menganggap seperti Colombus segala.
    Saya setuju dengan berita atau dipublishnya lagu 3 stanza .. minimal buat orang2 yang belum tahu. Dan itu menjadi publikasi yang bagus untuk rakyat Indonesia. Tapi .. saya kasihan dengan Des Alwi, penjaga museum WR Supratman .. seakan2 mereka itu nothing. Padahal mereka telah mengabdi tanpa pernah cari nama.

  5. loh tadi comment gua kok ga masuk ya?….. ga ke sent? 🙁 sibuk tea.. halah…
    ya gitulah intinya, rentan diplintir, nanti malah kita kena fitnah pula 🙁

  6. “No such thing as bad publicity” cocok sebagai slogan beliau.
    Memegang teguh suatu kebenaran adalah sikap seorang kesatria, tetapi menutup mata dan telinga dari koreksi adalah sikap yang picik. Sampe kapan sih ente mau bikin orang gemes pak raden?

  7. Ya mau gimana lagi, kebanyakan masyarakat kita kan bukan pembaca blog.
    Coba, berapa % kira-kira total pembaca berita di Indonesia yang membaca blog?
    Jadi, si Roy masih saja berkoar-koar karena suaranya yang lebih banyak didengar.
    Mungkin ada baiknya, penentang Roy Suryo juga ikutan maju ke depan 🙂 Biar masyarakat kebanyakan (yang tidak membaca blog) jadi melek matanya dan tahu.
    PS: Tidak membaca blog bukan berarti “tidak mau”, tapi lebih karena tidak memiliki fasilitas.

  8. Saya kok masih bingung dengan kejadian-kejadian seperti ini. Sang Pakar selalu bisa mencari celah sehingga dipercaya oleh media massa, apa mungkin nilai jualnya yang mahal hehehe.
    Bingung yang kedua, sepengetahuan saya banyak sekali wartawan yang memiliki blog, bahkan mereka adalah wartawan-wartawan senior, tetapi kok mereka tinggal diam saja? Sementara orang-orang seperti Anda (yang saya salut) sibuk memberitakan kebenaran.
    Heran juga, apa memang mereka takut? Atau menurut mereka membahasa hal beginian membuang-buang energi. Bingung.

  9. Besok saya mau mengumumkan kalau Bung Karno adalah presiden pertama Republik Indonesia. Ada yang mau nebeng?
    Kalau nanti diprotes publik, tinggal kita cibir sebagai kaum tidak peduli sejarah 🙂

  10. Gue dan kawan gue terpikir untuk bikin hoax bahwa bendera indonesia sesungguhnya adalah putih-merah, bukan merah-putih. Dan pada saat pengibaran bendera di hari Jumat 17 Agustus 1945 pukul 10, secara tidak sengaja bendera tersebut terpasang terbalik.
    Sayangnya… otak gue yang keliatan jujur dan cukup tahu, bisa menemukan sedemikian banyak plothole yang bisa mengoposisi hoax tersebut, termasuk salah satunya, lelucon Bung Hatta dengan anak-anak Banda Neira (termasuk Des Alwi) saat mengecat perahu.

  11. hehehe roy roy…
    yang saya tahu, roy surya menemukan henshin belt (sabuk berubah wujud) berubah menjadi “Kamen Rider MT” melawan kaum-kaum makhluk “jadi-jadian” yang disebut ”Bloggerious” !!! HENSHIN!!!!
    (Kamen Rider MT is coming soon, don’t forget to watch it on your TV :P)

  12. Kalo menurut gue menggunakan cerita telur si columbus itu tidak begitu relevan mengingat orang-orang dicerita tsb memang sama sekali tidak tahu sedangkan dalam kasus ini HANYA KRMT sendiri yg tidak tahu bahwa lagu Indonesia Raya itu aslinya memang terdiri dari 3 stanza.
    Kecuali kalau ybs sedang membahas “bagaimana cara menjadi jablay media”, barulah cerita telur si columbus itu relevan.
    Thanks and Best Regards

  13. Roy itu penting keberadaannya.
    Tanpa adanya Roy, kita gak akan sadar bahwa kita itu orang-orang “sadar”.
    Roy itu hebat.
    Tanpa adanya Roy, kita gak akan tahu secara nyata apa itu yang dinamakan orang “nekat”
    Roy itu berani.
    Tanpa perlu mengecek sejarah, dia berani memproklamirkan diri sebagai “penemu”.
    Roy itu sehat.
    Nah untuk membuktikannya, monggo untuknya dipersilahkan memeriksakan diri..
    “Yukk..maree..”

  14. # 16
    Setuju mas…saya juga kesian sama Des Alwi…
    Roy suryo nuduh dia yang ngga-ngga…!!!
    Apa seh kontribusinya Roy suryo di banding Des Alwi buat Indonesia..????? Metadata..?? foto telanjang artis..?? 68% Fs palsu..??
    Norak banget seh lo roy…!!!
    Sampe Saksi sejarah elo tuduh macam2 punya motif ekonomi tertentu..!!!
    Dasar mental tukang kebon….
    Tukang kebon juga kagak gitu-gitu amat..!!

  15. waktu masih kecil,perasaan di buku bhs indonesia saia,lagu Indonesia Raya tuh emang 3bait.dulu ma kakak2q apal juga.tp skarang dah lupa.
    pas denger lagi di media jadi inget masa lalu.pas aq msh sd.hehehe…
    ..^_^..

  16. mestinya judulnya bukan “menurut gatra, kami adalah pengecut” … gatra kan sekedar memuat tulisan roy suryo … kan isi di luar tanggung jawab percetakan … 🙂

  17. 64 Nenda Fadhilah
    #8 Sora:
    (e.g. benua Amerika yang belum pernah ditemukan orang lain sebelumnya) 😎
    Secara resmi memang Columbus dianggap ‘menemukan’ benua Amerika tetapi ada banyak temuan yang menyatakan bahwa bangsa Viking pun sudah berimigrasi ke Amerika sebelum Columbus.
    http://en.wikipedia.org/wiki/Pre-Columbian_trans-oceanic_contact
    —> Wah Babotoh emang moiiii bwakakaakaa…. hidup Persib 😀 jauh juga jalannya babotoh sampe ke Amrik 😛 *ngacirrrrr
    Calon walikota tea. Perhatian ku Persib 😀

  18. Lagu “Indonesia Raya” milik semua bangsa Indonesia, namun sejarahnya masih tidak jelas (sebab banyak orang pinter yang keblinger) jadi kalau Roy Suryo bilang seperti apa yang disebutkannya adalah sesuatu yang benar, ya sebagai masyarakat dengan tingkat intelegensi “tinggi” (ukurannya buatlah sendiri), maka tidak usah jadi pusing dengan mengatakan sebaliknya, namun berusaha untuk mencari kebenaran yang sebenar-benarnya. Cari salah adalah masalah mudah, namun mencari kebenaran adalah tidak masalah yang pelik. Salam sejahtera untuk Bangsa Indonesia, tetap bersatu – jangan mau di-pecah-belah oleh pihak yang ingin seperti itu !!!!!!!!!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *