menurut pendapat saya, salah satu syarat untuk bisa menikmati shitnetron indonesia adalah jangan pakai otak anda untuk berpikir. saya pernah mengalaminya, sewaktu mengamati sebuah shitnetron yang menganggap sebuah kamera digital sony masih perlu film negatif. dan barusan saja henny memperkuat pendapat saya ini dalam tulisannya di milis id-gmail:
saya sekarang lagi maen packrat sambil ngedengerin sinetron. ceritanya ada cewek yang pacarnya masuk rumah sakit, terus disuruh bayar dp kamar sebesar 15% (jadinya dpny sekitar 6 juta). dia bilang “saya nggak mampuu mbak susterrrrrr… saya ga punya uang.” sambil nangis-nangis hina dina.
tapi kok ya kamarnya kelas vip? ada sofa, ruangannya besar, ber-ac…
kalau boleh memberi saran kepada bapak menteri, salah satu cara yang jelas untuk membangun bangsa ini adalah dengan membuat rakyatnya semakin pintar. salah satu caranya adalah melarang ditayangkannya tontonan yang hanya akan makin memperbodoh pemirsanya.
21 responses to “jangan pakai otak anda”
wah jangan dilarang. biarkan orang memilih dan belajar. lha belajar dari mana? misalnya dari sini. 🙂
tapi adegan yang tadi kayaknya masuk akal. lha mau masuk kamar bagus ya perlu duit banyak to? 😀
betul kata paman, klo kita menyarankan pelarangan sama bapak men, itu sama ajah menyetuji pelarangan – pelarangan lain dari bapak menteri, dilarang inilah dilarang itulah … kayak jaman baheula lagi deh … intinya biarkan ajah lah kan udah pada dewasa …
wah si abah komen
*bakar thread ini*
@ amen
hi hi hi … udah kaya sama om roy gitu ama gw yah …
Kalau dilarang, pembantu di rumah saya mau nonton apa? Karena dia mungkin susah untuk mencerna filmnya Quentin Tarantino atau M. Night Shyamalan.
blog dilarang tapi sinetron dibiarkan…hmm jangan-jangan menkominfonya memang penonton setia sinetron Indonesia :))
..salah satu cara yang jelas untuk membangun bangsa ini adalah dengan membuat rakyatnya semakin pintar. salah satu caranya adalah melarang ditayangkannya tontonan yang hanya akan makin memperbodoh pemirsanya.
dan mendukung sepenuhnya segala macam kegiatan yang memberikan masukan positif membangun kemandirian bangsa baik secara persona maupun jamak..
duh bahasanya… :))
Lha ini jawaban retorik juga bukan? 🙂
bisa jadi… pertanyaannya, untuk menjawab pertanyaan yang mana?
Wakakaka kok jadi konflik retorika begini sih yang diatas 😆
Ya, yang jelas kalo saya, setiap jenis larangan untuk pilihan pribadi itu kalo bisa dihindarilah. Toh disetiap area pribadi selalu ada admin yang bisa melarang. Kalo anak kecil, ada orangtuanya, kalo di kantor, ada adminnya 🙂 , kalo di rumah kita sendiri ya diri kita sendiri yang memilih.
Kata kuncinya cuma satu, peduli. Tanpa harus melarang. Kalau semua orang berpandangan begini, rating sinetron juga bakal jatuh dengan sendirinya kok 😀
mosok sinetron indonesia sutingnya di puskesmas..kurang gengsi donks 😀
gak usah dilarang. gak ditonton aja 🙂
Suruh, tuh, Punjabi bersaudara bertanggung jawab. Dulu sebelum ada “Tersanjung”, film sinetron Indonesia bagus dan masih ada yang namanya aktor watak kayak Sandy Nayoan, Matias Mucus, dll. Lagian, dulu kita langganan Cannes.
Sekarang, modal tampang dan bisa nangis aja udah bisa di depan kamera. Doh!
68% setuju mas.
Tunggu aksi nya.
Pembodohan dari sinetron seperti ini sudah sangat sangat parah
1. anak kecil bisa mendelik2 kepada orang tua, memarahi orang tua, kabur dari rumah, mengerjai orang dewasa (yang dianggap bodoh, jadi karakter yang memang buat diketawain, tapi gak lucu menurut saya), yang membuat anak jadi kurang ajar sama org dewasa
2. anak smu/smp kok dandanannya menor sekali sih? belum lagi roknya yang pendek mini dan rambut cowonya yang acak kadul *maaf, sy kayanya emang msh konservatif sih.
3. topiknya kebanyakan intinya dari orang miskin yang jadi orang kaya secara mendadak yang membuat orang berpikir pendek dlm mencari uang, atau yang hanya dengan berdoa (maaf, kalau menyinggung, tp saya terus terang agak greget soal ini) uang bisa datang dengan sendiri.. memang tetap harus ada bantuan Yang Maha Kuasa, tetapi dimana2 kesuksesan itu butuh otak, skill, dan usaha yang keras. Burung aja cari makan sendiri toh..
Pyuh.. cape..
he he he… penulis skenarionya ga keratif
emang, kalo kita pake otak kita buat nonton sinetron indo, itu namanya penyiksaan anggota tubuh hehehe.
Capek bossssss
yah nanti agnes monika ama cinta laura makan apa kalo nggak ada sinetron? hehehe..
Mendingan bikin aja sinetron yg banyak impor ke Malaysia.. biar bego bareng.. 😀
wehehe
gimana ya.
kyknya ini masalah yang sudah ada sejak dulu..
indonesia-indonesia.
untunglah saya tidak terlalu punya waktu buat nonton tv.
btw, waktu saya pulang kampung, saya sangat heran melihat orang2 sedemikian menghayati sinetron2 indosiar, yang rata2 berbau mistis dan di dub, serta ada animasi kasar ga jelas…
(intinya, sinetron kyk gitu juga masih banyak konsumennya)
sinetron itu masih banyak ditonton orang (*terutama di pedesaan, di kampung saya juga demikian) karena mereka tidak ada alternatif lain selain sinetron berbau cinta remaja, perebutan harta, mistis, tayangan gosip yang semakin merebak, dan lomba-lomba (yang katanya) adu bakat (*menyanyi) yang ga jelas itu…. (kok apal ya jenis tayangan tv –soalnya setiap buka tv pasti deh ketemu salah satu jenis produk tv nasional itu)
kalaupun dari pemerintah tidak (belum) ada solusi, kita boikot secara pribadi aja, ga usah tonton tayangan2 itu!!
kan masih banyak tontonan yang lain, seperti misalnya si Bolang, dokumenter tentang hewan dan kehidupan di hutan, laptop si unyil, dlsb yang menurut saya jauh lebih bermanfaat ketimbang tayangan-tayangan yang tadi.
ok, mari memfilter tayangan tv untuk kita dan keluarga kita ^_^
mending nonton NBA…